"Jangan khawatir soal kami, kami semua aman," demikian pesan salah satu warga Malaysia yang ada di Pyongyang, Mohd Nor Azrin Md Zain, saat dihubungi seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star, Rabu (8/3/2017).
Ketegangan diplomatik antara Malaysia dengan Korut, terkait kasus pembunuhan Kim Jong-Nam, memicu pengusiran Duta Besar masing-masing negara. Kemudian pada Selasa (7/3) waktu setempat, Korut memberlakukan larangan sementara bagi seluruh warga Malaysia untuk meninggalkan Korut.
Mohd Nor Azrin yang merupakan konselor di Kedubes Malaysia ini menyatakan, seluruh warga Malaysia di Korut telah berkomunikasi secara erat dengan Wisma Putra atau Kementerian Luar Negeri Malaysia. Mereka juga telah berkomunikasi dengan keluarga masing-masing di Malaysia.
"Kami telah dihubungi mereka (Wisma Putra) secara sendiri-sendiri dan terus memberikan perkembangan situasi dari waktu ke waktu, agar mereka tahu kondisi kami di sini. Sekarang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," terang Mohd Nor Azrin, yang tinggal bersama istri dan tiga anaknya di Pyongyang.
Lebih lanjut, Mohd Nor Azrin menyebut ada 11 warga Malaysia yang tercatat berada di Korut. Mereka terdiri atas tiga staf kedutaan, enam anggota keluarga mereka dan dua warga Malaysia lainnya yang bekerja untuk Badan PBB bernama Program Pangan Dunia (WFP). Informasi ini senada dengan keterangan otoritas Malaysia sebelumnya. Menurut Mohd Nor Azrin, semua warga Malaysia itu kini berada di dalam kompleks Kedubes Malaysia di Pyongyang.
Satu lagi warga Malaysia yang ada di Kedubes, yang menolak disebut namanya, menyebut dirinya tinggal di Pyongyang bersama suami dan anaknya. "Yang bisa saya katakan adalah semuanya berjalan normal di kedutaan, dan tidak ada hal-hal yang membuat kami takut atau apapun juga. Situasinya sama seperti hari-hari sebelumnya," tuturnya.
Dalam pernyataan terpisah, seorang juru bicara WFP membenarkan dua stafnya yang berkewarganegaraan Malaysia sedang ditugaskan di Korut. "Sebagai staf PBB, mereka merupakan pekerja sipil internasional yang tidak mewakili negara manapun. WFP menganggap serius keselamatan dan keamanan setiap stafnya dan terus memantau situasi," terangnya.
Sebelumnya seorang sumber PBB menuturkan kepada Bernama, pihaknya akan mengirimkan perwakilan ke Korut untuk membantu pembebasan dua stafnya itu. Identitas kedua staf PBB itu tidak dirilis ke publik, namun diketahui keduanya berjenis kelamin perempuan dan berusia sekitar 30-an tahun. Red
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !