Senayan
Jakarta-www.dutabangsanews.com MASYARAKAT
Indonesia pada 5 Oktober 2017 lalu berdecak kagum terhadap Alutsista TNI,
maklum 5 Oktober setiap tahun tetap diperingati sebagai HUT TNI, menurut
catatan TNI hanya tanggal 5 Oktober 1965 TNI tidak melaksanakan HUT TNI karena
pada saat itu para Jenderal dan satu perwira pertama diculik PKI pada malam 30
September 1965 menjelang dini hari.
Pada HUT TNI 5 Oktober 2017 masyarakat negeri ini
disuguhkan berbagai andalan alutsista dipamerkan di HUT TNI Ke-72 di Cilegon
Banten. Mengusung tema Bersama Rakyat TNI Kuat. Alutsista tersebut ditonton
jutaan pasang mata Masyarakat Indonesia melalui layar kaca televisi di rumah
masing-masing, khusus Masyarakat Kota Cilegon dan Provinsi Banten menyaksikan
HUT TNI Ke 72 bertempat Pelabuhan Indah Kiat Kota Cilegon Provinsi Banten.
Milik matra TNI Angkatan Darat alutsista defile terdiri mulai 3 unit Bush
Master milik Kopassus, 6 unit P6 ATAV, kendaraan tempur Anoa, tank M11 A1, tank
Marder 2A1, Leopard 2R1, Panser Pandur 105 MM. Alutsista demo tempur juga
dipamerkan seperti Unit Astros MK II AV-LMU, Meriam 155 Caesar, Heli Colibri,
Apache AH-64-E dll. Milik TNI Angkatan Laut alutsista demo tempur 48 KRI, 17
unit Pesud FIX Wing, Heli Bolcow, 10 Pesud Rotary Wing, Sea Rider dan
lain-lain.
Sementara itu, matra TNI Angkatan Udara
memamerkan alutsista demo udara mulai dari Pesawat Cesna -172, heli SAR dan
Medavac, Heli Nas-332 VVIP, Sukhoi sampai 8 unit F-16. Andalan alutsista yang
dipamerkan tersebut disaksikan ribuan Masyarakat Cilegon dan Banten.
Dalam sambutannya sebagai inspektur upacara, Presiden Jokowi mengatakan bahwa
dengan rasa optimis dan bangga, TNI akan menjadi angkatan bersenjata semakin
disegani, bukan hanya menjadi kekuatan besar di regional Asia tetapi disegani
negara lain. TNI akan selalu yang pertama terdepan dalam menjaga persatuan dan
kesatuan NKRI,"kata Presiden Joko Widodo di Pelabuhan Indah Kiat Cilegon
Banten.
Tetapi
sebelum HUT TNI Ke 72 digelar masyarakat di media sosial dikejutkan oleh
pernyataan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Panglima mengatakan, ada
lembaga dengan sengaja mengimpor 5000 pucuk senjata dari luar negeri dengan
menjual nama Presiden Jokowi. Tetapi harus diingat Panglima TNI tidak pernah
menyebut nama lembaga yang impor 5000 pucuk senjata tersebut.
Dengan
pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo langsung diklarifikasi
Menkopolhukam Jenderal TNI (Purn) Wiranto mengatakan, bahwa senjata tersebut
diperuntukkan BNN, bahkan Kapolri juga menyatakan bahwa senjata tersebut unuk
Kors Brimob. Bahkan petinggi BIN juga menyatakan bahwa senjata tersebut untuk
badan intelejen tersebut. Tentu hal ini membuat sontak masyarakat dengan
ungkapan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Sekali lagi beliau tidak pernah menyebut nama lembaga.
Dengan
simpang-siurnya berita impor 5000 pucuk senjata yang dikatakan Panglima TNI
tersebut. Wartawan Media Online www.dutabangsanews.com mendatangi Anggota
Komisi I DPR RI Dra. Hj. Ida Fauziah, M. Si. Di mana Komisi I DPR RI adalah
mitra kerja Mabes TNI. Dengan demikian, menyangkut Kebijakan TNI tentu tidak terlepas
dari Komisi I DPR RI sebagai mitra kerja.
Menurut
Ida Fauziah HUT TNI Ke 72 tahun 2017 temanya cukup menarik yaitu Bersama Rakyat
TNI Kuat, karena memposisikan, menempatkan TNI bagian dari rakyat. Karena TNI
lahir dari Rahim Rakyat, dengan demikian TNI tidak bisa sendirian, TNI harus
tetap ada dan keberadaannya untuk rakyat. Harus diingat ketika Republik
Indonesia belum merdeka rakyat yang melawan musuh melawan Belanda dan Jepang.
Di mana akhirnya terbentuk BKR dan proses selanjutnya lahirlah Tentara Nasional
Indonesia.
“Belum
lama ini masyarakat di media sosial dikejutkan dengan pernyataan Panglima TNI
Gatot Nurmantyo adanya lembaga impor 5000 pucuk senjata,”tanya Wartawan Media
Online www.dutabangsanews.com.
“Menurut
saya ini masalah koordinasi antar lembaga pemerintah, tentu harus kita ingat
masalah impor 5000 pucuk senjata ini harusnya tidak perlu muncul ke ranah
publik dan masyarakat luas tidak perlu tahu tentang hal ini dan dalam hal
senjata masing-masing institusi ada standarnya, antara TNI dan Polri
masing-masing memiliki standar,”demikian kata Anggota Komisi I DPR RI Dra. Hj. Ida Fauziah, M. Si yang juga Ketua
Fraksi PKB DPR RI kepada Wartawan Media Online www.dutabangsanews.com bertempat
di ruang kerjanya Gedung Nusantara I Gedung DPR RI Jalan Jenderal Gatot Subroto
Senayan Jakarta. Mansur Soupyan
Sitompul.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !