Jakarta, Dutabangsanews.com - Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar menyampaikan khotbah usai salat gerhana bulan. Dia menyatakan fenomena alam langka ini adalah bukti bahwa semua hal bergantung pada kehendak Allah, tak perlu penafsiran yang berlebihan.
"Tidak ada yang perlu diinterpretasikan secara berlebihan, apalagi diinterpretasikan secara politis. Semua terjadi karena kehendak dan kekuasaan Allah SWT," kata Nasaruddin dari mimbar Masjid Istiqlal, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018).
Nasaruddin mengajak semua memetik pelajaran dari peristiwa langka yang terakhir terjadi pada 152 tahun lalu ini. Momen langka yang dikaruniakan Tuhan harus benar-benar dimanfaatkan.
"Jika kita tidak belajar dari peristiwa yang langka ini maka kita khawatir Allah akan memberikan pelajaran yang lain yang belum tentu sesuai dengan keinginan kita," kata dia.
Hikmahnya, lanjut Nasaruddin, semua alam raya bergerak mengikuti aturan-Nya. Bulan, bumi, matahari bergerak sesuai orbit. Manusia sebagai makhluk paling sempurna harusnya malu bila tak bergerak di orbit-Nya.
"Kehidupan makrokosmos yang konsisten seharusnya membuat kita malu. Kita sering fluktiatif, padahal kita adalah makhluk yang terbaik," kata Nasaruddin.
Dia menjelaskan, galaksi bergerak sesuai orbitnya sebagaimana gerakan tawaf yang berputar mengelilingi kakbah.
Khotbah berlangsung hingga pukul 20.49 WIB. Jemaah banyak yang mengamati bulan. Ada juga yang masih tetap di dalam masjid. Red
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !