Headlines News :
::::::>>> www.DutaBangsaNews.com Membangun Kinerja Anak Bangsa <<<::::::
Home » , » Beda Versi Isi Pertemuan Politikus PDIP dengan Habib Rizieq

Beda Versi Isi Pertemuan Politikus PDIP dengan Habib Rizieq

Written By mansyur soupyan sitompul on Rabu, 25 April 2018 | 10.56

Jakarta,Dutabangsanews.com - Politikus PDIP Erwin Moeslimin Singajuru bertemu dengan Habib Rizieq Syihab di Mekah, Arab Saudi. Ada perbedaan versi isi pertemuan antara Erwin dengan pihak Persaudaraan Alumni (PA) 212.


Erwin menuturkan, pada pertemuan tersebut dibahas berbagai hal. Mulai dari isu kebangkitan PKI, pilkada serentak, hingga kasus hukum Habib Rizieq.

"Silaturahim semacam itu penting agar tokoh semacam Habib Rizieq tak melulu menerima informasi sepihak," ujar Erwin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/4/2018).



Sementara itu, Humas PA 212 Habib Novel Bamukmin juga membeberkan hasil pertemuan antara Rizieq dan Erwin. Novel menyebut Rizieq menitipkan lima pesan salah satunya terkait dengan kader di internal PDIP.

"Iya benar dan Habib Rizieq sudah memberikan nasihatnya kepada pengurus PDIP itu dengan lima poin," ujar Novel saat dikonfirmasi wartawan di hari yang sama.

Tak hanya itu, Novel juga menyebut Rizieq menitip pesan ke Erwin agar PDIP senantiasa mengedepankan kepentingan Islam. Pertemuan tersebut diketahui berlangsung pada Minggu (22/4) malam.

Berikut lima poin pertemuan Habib Rizieq dan Erwin menurut versi Novel.

1. Habib Rizieq meminta kepada kepada Erwin agar PDIP benar-benar bersih dari keturunan PKI yang masih mengusung paham komunis, begitu juga kader yang berhaluan komunis atau mendukung komunis. 

2. Agar juga PDIP melepaskan diri dari neoliberalisme dan para misionaris jahat yang sangat intoleransi terhadap ajaran Islam.

3. Agar PDIP menjaga asas proporsionalisme dan adil dengan komposisi penduduk mayoritas yang 90% Islam juga mayoritas di PDIP sebagai kader dan pimpinannya juga 90% Islam.

4. PDIP juga harus segera mengevaluasi dan merevisi kebijakan yang anti-Islam. 

5. PDIP juga harus bisa menjadi partai nasionalis religius sehingga tidak selalu memusuhi agama dan ulama.

Berbeda dengan yang disampaikan Novel terkait pertemuan tersebut, berikut keterangan tertulis resmi Erwin Singajuru lengkap tanpa ada pengeditan redaksi:

"SILATURAHMI dengan HABIB RIZIEQ SIHAB PERLU

Langkah Erwin Moeslimin Singajuru menemui Habib Rizieq Shihab di Mekah sudah diniatinya sejak dari Jakarta. Maka seusai menjalankan ibadah umrah, Politisi PDI Perjuangan itu melakukan kunjungan silaturahim ke kediaman Habib Riziq, Ahad malam lalu di Mekah. 

Keduanya berbincang santai panjang lebar mengenai kondisi tanah air. "InsyaAllah, pembicaraan itu dapat memberikan manfaat," ungkap Erwin, yang sudah mengenal Habib Riziq sejak belasan tahun lalu. "Setidaknya kami mencoba meluruskan prasangka-prasangka keliru yang membebani kehidupan sosial politik kita," tambah anggota Komisi VIII DPR RI itu.

Erwin Singajuru menuturkan, pertemuan dengan ulama asal Petamburan Jakarta itu itu berlangsung sekitar 3 jam, sambil minum teh. Politisi asal Sumatera Selatan yang merupakan orang kepercayaan almarhum HM. Taufiq Kiemas itu mengatakan sempat menyampaikan info terkini mengenai kondisi tanah air.

"Misalnya tentang isu kebangkitan PKI. Itu tidak signifikan. Habib Rizieq tentu selalu menerima update dari sumber-sumber regulernya. Tapi, kalau ada info bandingan dari elemen yang berbeda tentu informasinya akan lebih berimbang," ujar aktivis KAHMI yg mantan Ketua HMI Cabang Yogya tsb

Erwin juga mengungkapkan telah mencoba mengklarifikasi terkait prasangka ketidaknetralan Polri, tuduhan bahwa Presiden Jokowi dan PDI Perjuangan kurang memperhatikan aspirasi umat, hingga soal Pilkada serentak. 

"Bahwa ada yang kurang di sana sini, itu mungkin saja. Tapi, secara esensial tidak ada kesengajaan yang hendak mengabaikan kepentingan umat. Silaturahim semacam itu penting agar tokoh semacam Habib Rizieq tak melulu menerima informasi sepihak," ujar Erwin, yang juga penasihat Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDI Perjuangan.

Ia menambahkan, anggapan semacam itu bukan hanya tak berdasar, tapi juga tak masuk akal. Ia menduga ada pihak-pihak yang sengajak menghembuskan tuduhan-tuduhan minor itu demi meraih keuntungan politik dan ekonomi tertentu.

Di negara besar seperti Indonesia dengan potensi ekonomi yang besar, pasar domestik yang besar, dan sumberdaya alam yang melimpah, banyak pihak yang memancangkan kepentingan, terutama para pemain ekonomi global semacam korporasi raksasa atau lembaga ekonomi internasional. 

"Bukan mustahil, agen-agen mereka di dalam negeri menyusup ke sana ke mari dan menyebar disinformasi untuk melemahkan persatuan bangsa kita," kata Erwin. 

Dalam situasi demikian, menurut Erwin Singajuru, silaturahim di antara sesama anak bangsa semakin diperlukan.
Niat untuk bersilaturahim dengan Habib Rizieq di Arab Saudi itu, menurut Erwin, atas inisiatif pribadinya. 

Bahwa, dia juga mengkomunikasikan rencanananya ke sejumlah teman separtainya, itu sebagai bentuk dan menjunjung tinggi kesepahaman

Bagi Erwin, sosok seperti Habib Rizieq tak bisa diabaikan dalam kehidupan sosial politik Indonesia. "Di tengah merosotnya kepercayaan kepada partai-partai politik, termasuk partai Islam, figur ulama seperti Habib Rizieq ini jadi penting. Faktanya, banyak warga masyarakat yang menitipkan aspirasi politiknya untuk disuarakan oleh Habib Rizieq," kata Erwin menyampaikan pandangan pribadinya.

Menyatakan dirinya sebagai murid HM. Taufiq Kiemas, Erwin menyatakan bahwa sikap politik yang dianutnya adalah membangun keadaban politik melalui silaturahim, dialog dan musyawarah.

Esensi politik, menurut Erwin, adalah the art of compromise dan the art of possible. Atau seni berunding atau berdialog dan kiat mencapai titik temu yang paling mungkin, bukan mutlak-mutlakan. Itulah perbedaan pokok antara jalan politik dan gaya militer yang konfrontatif dan sering destruktif.

"Jangan ada jalan buntu dalam berpolitik, karena jalan buntu akan membawa ketegangan dan friksi yang justeru harus dihindari," ujarnya. 

Dari pembicaraan dengan Habieb Rizik, ia setidaknya menyepakati satu hal, bahwa persatuan dari segenap elemen bangsa diperlukan agar Indonesia mampu menghadapi kekuatan neokapitalisme global dan sanggup membangun ekonomi nasional dan yang berlandaskan Pancasila.

Menurut Erwin, dalam politik, persepsi sering dianggap lebih penting dibanding faktanya. Di sinilah sering sekali timbul kesalahpahaman yang tidak perlu dan kontraproduktif.

Idealnya jangan ada jarak antara persepsi dan fakta. Sebaiknya apa yang dipersepsikan begitulah memang faktanya. 

"Dalam konteks itulah saya bersilaturahmi ke kediaman Habib Riziq di Mekkah," ujar Erwin. "Yaitu untuk merujukkan antara persepsi dan fakta politik, sehingga tidak perlu ada kesalahpahaman yang sangat sering terjadi seperti selama ini."

Artinya Suka Atau Tidak Suka Faktor Habib Rizieq Sihab Tidak Bisa Diabaikan

Alhamdulillah, menurut Erwin Singajuru, silaturahmi tersebut membuahkan saling pengertian yang sehat dan insya Allah bermanfaat bagi kepentingan bangsa. Wassalam EMS" Red
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Published by : DutaBangsaNews.Com
Copyright © 2006. - All Rights Reserved
Media Online :
www.dutabangsanews.com