Senayan
Jakarta-INDONESIA dikenal
sebagai salah satu negara penghasil CPO, karena banyak di negari ini petaninya
dikenal relative banyak menanam kelapa sawit, lihat saja hamparan hijau di
berbagai kabupaten di Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, bahkan Kalimantan hingga
Sulawesi. Bisa dikatakan, bahwa Indonesia dengan Malaysia bersaing dalam
halpenghasil CPO di dunia. Tetapi, dalam hal harga kelapa sawit sangat pluktuatif,
tidak jarang kalau harha kelapa sawit hanya ditataran harga Rp 500, hal tentu
sangat ironis. Wartawan Tabloid DUTA BANGSA dan Media Online
www.dutabangsanews.com mewawancarai Dr. Ir. Kasan, Kepala Badan Pengkajian Dan
Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan RI.
Menurut beliau antara
Indonesia dengan Malaysia bias dikatakan negara penanam kelapa sawit, kalau
melihat struktur ekspor sekarang CPO yang primer milik kita saat ini relatif
lebih sedikit, yang lebih banyak adalah turunannya. Nah, kita ketahui bersama
bahwa kita dengan Malaysia dan Malaysia sepertinya lebih gencar ke MTA dan
sebagianya, bahkan turunan dia saat ini lebih banyak. Di sisi lain Malaysia
bisa lebih efisien dari pada kita.
“Harus kita ketahui bahwa
Malaysia lebih besar tanaman kelapa sawitnya dari pada kita, hal itu bisa
membuat harga sawit mereka bisa lebih kompetitif, kalau dari sisi pasar
ekspornya hampir sama apakah itu di Eropa, Amerika, China, India. Bahkan India
menerapkan tarif besar dan berlaku ke semua negara,”demikian kata Dr. Ir. Kasan
Kepala Badan Pengkajian Dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan RI
khusus kepada Wartawan Tabloid DUTA BANGSA dan Media Online
www.dutabangsanews.com usai Seminar Fraksi PPP Bertempat di KK II Gedung DPR RI
Jalan Jenderal Gatot Subroto Senayan Jakarta.
“Kalau menurut Anda apa
ke-unggulan CPO yang dimiliki Malaysia,”tanya Wartawan Tabloid DUTA BANGSA dan
Media Online www.dutabangsanews.com.
“Salah satunya adalah dari
sisi produktifitas, Malaysia produktifitas kelapa sawitnya lumayan lebih
banyak, kalau kita di Indonesia kita merasa kasihan, karena. Banyak petani
sawit kita di mana bibit sawitnya tidak baik, tentu hal ini mempengaruhi
produktifitas, karena bukan berasal dari bibit unggul, jadi sisi domestik bagi kita
yang banyak PR-nya,”ujar kata Dr. Ir. Kasan.
“Apakah kebakaran hutan
yang sering terjadi di Indonesia menjadi sebuah alasan bagi pihakluar dalam hal
ini Eropa dan Amerika membuat harga kelapa sawit kita pluktuatif,”tanya
wartawan media ini.
“Oh ia, mereka si konsumen
ini seperti Eropa, Amerika membidiknya adalah isu kebakaran hutan, pengalihan
lahan dari hutan menjadi kebun kelapa sawit, isu ini yang sering mereka
gembar-gemborkan. Jadi, kalau ada indikasi kebakaran hutan di Indonesia pasti
dihubungkan akan dibukanya lahan kebun sawit, untuk itu kebakaran hutan harus
segera dihentikan dan kita harus menjaga agar hutan tidak lagi dibakar,”tutur
Dr. Ir. Kasan. Kepala Badan Pengkajian Dan Pengembangan Perdagangan Kementerian
Perdagangan RI.
Mansur
Soupyan Sitompul.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !