Oleh : Dr. Ir. H. Hamzah Lubis, SH., M. Si
Hakim Adhoc Pengadilan Negeri Medan Kelas I-A Khusus.
PERJALANAN panjang dari Medan ke Bukit Tinggi sejak Sabtu (2/1) bakda Magrib, melelahkan. Sesampai di penginapan, tergeletak. Dibangunkan anak, karena waktu sholat magrib telah tiba.
Sambil menunggu pesanan online makan malam, duduk di teras luar gazebo. Menikmati malam dengan kelap kelip lampu perkotaan dalam dekapan sejuknya udara perbukitan bersama angin malam dan lalu lalang kenderaan di jalan.
Allah mengatur sedemikian rupa. Dengan berputarnya bumi pada sumbunya, memungkinkan bagian lain bumi membelakangi matahari, terjadilah malam.
Sering kita lupa, membaca sunnatullah. Membaca ayat-ayat alam. Kalau tidak ada malam, maka tidak akan pernah menikmati bulan dengan sabit sampai purnama, menghilang dan muncul lagi. Puluhan bulan pada planet.
Kalau tidak ada malam, kita tidak dapat menikmati bintang berkelap kelip. Ada ratusan juta bintang digalaksi bima sakti, demikian juga di galaksi andromeda dan galaksi lainnya.
Bayangkan, hanya dengan satu bintang "matahari" dari ratusan juga bintang di galaksi bima sakti, memiliki 9 planet diantaranya bumi, memiliki sistem tata surya, bulan dan androit. Di bumi ada Indonesia, Sumatera dan Bukittinggi. Lalu setitik noktah, Hamzah Lubis. Aku, sekecil debupun (pm) tidak. Mengapa aku harus merasa besar, hebat, sombong? Akupun hanya hamba yang lemah, mengikuti siklus alam.
Aku yakin Allah tidak membuat jagat raya dan lalam semesta sia sia. Bila satu bintang, matahari memiliki tata surya, ada manusia, apakah tidak mungkin pada ratusan juta bintang lainnya ada tata surya dan penghuninya?
Pernahkah kita berpikir bagaimana alam semesta bekerja? Bumi tidak jatuh atau meleset dari garis edarnya (kecuali kiamat) karena ia melakukan totasi dan revolusi demikian juga pelanet lain dan bulan lainnya.
Matahari dan ratusan juta bintang lainnya melakukan hal yang sama. Terjadi kepunahan bintang dan benda angkasa tapi pada saat yang sama lahirlah pula yang baru (teori kabut). Alam terus berkembang, menjadi iktibar, guru.
Dan bila kita membaca alam, maka akan tersimpulkan ada yang mencipta dan mengatur. Sang Khalik. Dan anda hanya noktah kecil di alam, hamba.
Maaf, catatan kecil ini saya tutup karena ojek online telah mangantar makanan. Saya pamit untuk makan. Menikmati malam laku menikmati makanan. Bersukurlah, bila bersyukur Allah akan manambahi rezeki namun bila kufur, tunggulah azab (di dunia, akhirat) sangat pedih.*
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !