Headlines News :
::::::>>> www.DutaBangsaNews.com Membangun Kinerja Anak Bangsa <<<::::::
Home » , » Partai Masyumi Dulu Pernah Jaya Insha Allah Di Pemilu 2024 Akan Jaya

Partai Masyumi Dulu Pernah Jaya Insha Allah Di Pemilu 2024 Akan Jaya

Written By mansyur soupyan sitompul on Jumat, 25 Februari 2022 | 07.17

 


Jakarta-Media Online www.dutabangsanews.com I PARTAI Masyumi kembali hadir di tengah-tengah Masyarakat Indonesia. Tentu, pengurus partai di tingkat pusat, wilayah, kabupaten dan kota serta kader partai, ingin partai ini bisa mengikuti Pemilu 2024 mendatang. Untuk mengikuti Pemilu 2024 mendatang, tentu. Partai Masyumi harus memenuhi ketentuan dari Kemenkumham dan KPU Pusat. Salah satu poinnya adalah Partai Masyumi harus ada dan hadir di 34 provinsi dan partai ini ada di kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Tetapi, Pengurus DPP Partai Masyumi sudah menyiapkan apa-apa syarat,  ketentuan yang berlaku baik yang dibutuhkan Kemenkumham maupun KPU Pusat. Artinya, komitmen dan kerja keras Pengurus DPP Masyumi sudah menyiapkan semua dengan demikian. Bukan tidak mungkin Partai Masyumi berhak dan tampil sebagai partai peserta Pemilu 2024. Bagaimana tanggapan Ketua Umum DPP Partai Masyumi Dr. Ahmad Yani, SH., MH kepada Wartawan Media Online www.dutabangsanews.com dipaparkannya.

"Yang jelas, keberadaan Partai Masyumi saat ini, bukan partai baru, walaupun kita tidak bisa mengatakan bahwa partai ini partai lama, karena. Ada episiode-episiodenya,  ada periodesasinya. Tentu, kita mengetahui periodesasi Partai Masyumi ini adalah partai yang merespon, adanya anjuran Bung Hatta untuk segera mendirikan Partai-partai politik ketika itu setelah kita (Indonesia red) Merdeka. Maklumat itu tercetus bulan November 1945, artinya. Dua bulan setelah kita merdekamerdeka. Karena, pilihan kita adalah sebuah negara berbentuk republik dan kedaulatannya jelas di tangan rakyat, jadi jelas. Instrumennya adalah partai politik. Salah satu ciri sebuah negara dalam bentuk republik ada yang namanya pemilihan berkala, pemilihan sudah piks dan pemilihan sudah pasti. Yaitu, untuk memilih Anggota DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kabupaten dan DPRD kota di seluruh Indonesia. Juga hasil dari pemilihan Anggota DPR RI bersama utusan daerah dan utusan golongan."Demikian kata Ketua Umum Partai DPP Masyumi Dr. Ahmad Yani, SH., MH kepada Wartawan Media Online www.dutabangsanews.com bertempat di Kantor DPP Partai Masyumi Jalan Matraman Raya Provinsi DKI Jakarta. 

Dalam UUD 1945 sebelum diamendenen ucap Ketua Umum DPP Partai Masyumi Dr. Ahmad Yani, SH., MH bahwa tugas MPR RI, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar, karena. Dulu hanya ditetapkan panitiapanitia,  kedua, memilih Presiden dan Wakil Presiden RI dan menetapkan GBHN sebelum Reformasi terjadi di negeri ini. Nah, Partai Masyumi itu lahir dan merespon semua yang terjadi pada saat itu. Untuk mengkongkritkan semua itu, maka diadakan Kongres Ummat Islam pertama, kongres ini di-ikuti Ormas-ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, Al Jamiatul Wasliyah, dan Ormas-ormas Islam lainnya serta para ulama dan Tokoh-tokoh Ummat Islam. Kongres Ummat Islam tersebut diadakan di Gedung Muhammadiyah Yogyakarta pada 7-8 November 1945. Bersepakat bahwa Kongres Ummat Islam bersepakat untuk mendirikan Partai Politik Islam sebagai sebagai wadah, aspirasi, untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan Ummat Islam dalam berbangsa dan bernegara. Karena, kepentingan dan aspirasi harus diperjuangkan, karena. Negara kita negara demokrasi yang majemuk, maka. Kita tidak mau kepentingan-kepentingan Ummat Islam tidak bisa serta mertamerta, jadi tidak ribet, apa adanya. Makanya di atas disebutkan aspirasi Ummat Islam harus diperjuangkan. 

"Nah, Kongres Ummat Islam Pertama bersepakat mendirikan satu-satunya partai politik Ummat Islam yaitu Partai Masyumi, maka dipilihkan Ketua Majelis Syuro Hadratulsyekh KH. Hasyim Azhari Kakeknya Gua Dur, bersama anaknya malah yaitu KH. Wahid Hasyim dan menjadi Ketua Umun Partai Masyumi pertama kali yaitu Mr. Sukiman. Sekedar informasi bahwa Ketua Umum Partai Masyumi Mr. Sukiman beliau adalah sosok orang berpendidikan Belanda, karena beliau lama di Belanda. Bahkan Mr. Sukiman adalah salah seorang inisiator pendirian Perhimpunan Pelajar Mahasiswa di Belanda. Bahkan, di dalam Organisasi Perhimpunan Pelajar dan Mahasiswa di Belanda itu sudah mencantumkan Cita-cita Indonesia Merdeka. Tentu, begitu luar biasa respon dan dukungan Ummat Islam ketika itu kepada Partai Masyumi. Dengan demikian, keberadaan partai ini cepat kali berkembangberkembang,  perlu dicatat. Bahwa keberadaan Partai Masyumi sampai pengurus di tingkat desa ada, bayangkan. Anggota Partai Masyumi 10 juta di seluruh Indonesia, harus diingat bahwa hampir mayoritas Tokoh-tokoh Islam yang ikut menandatangi apa yang disebut BPUPKIBPUPKI maupun Panitia Sembilan adalah Tokoh-tokoh yang bergabung di Partai Masyumi, tokoh tersebut adalah KH. Wahid Hasyim, H. Agus Salim, Abdul Kahar Muzakkir, Abib Kusno, Tokoh-tokoh berkelas ini mereka bergabung di Partai Masyumi, bisa disebutkan. Begitu kuatnya Partai Masyumi."Papar Ketua Umum DPP Partai Masyumi Dr. Ahmad Yani, SH., MH mantan Anggota Komisi III DPR RI.

Tapi, harusnya dilaksanakannya pemilu ungkap Dr. Ahmad Yani, SH., MH, tapi kita belum mampu melaksanakannya, karena adanya hambatan dari luar maupun dari dalam, di sisi lain. Setelah Jepang takluk dan bertekuk lutut, Belanda kembali datang ke Indonesia, sementara kita baru saja merdeka dan Belanda membonceng di Pasukan Sekutu, maka. Terjadilah pertempuran di Surabaya dan Belanda melakukan Agresi kedua tahun 1948,  saat itu Belanda mengumumkan bahwa Indonesia sudah tidak ada lagi, Belanda melaporkan bahwa pemimpinnya sudah ditangkap, tapi. Salah seorang Tokoh Masyumi saat itu menjabat salah seorang menteri di masa Pemerintahan Soekarno Syafruddin Prawiranegara saat itu berada di Kota Payakumbuh Sumatera Barat, konon kabarnya. Bung Karno memberikan telex kepada beliau untuk membentuk pemerintahan, tapi. Dari keterangan beliau (Syafruddin Prawiranegara red), bahwa beliau tidak menerima telex dari Bung Karno, tapi. Berdasarkan filing beliau karena tugas Kekhalifahannya, maka Tokoh Masyumi Syafruddin Prawiranegara mengumumkan Pemerintahan Darurat Indonesia. 

"Pak Syaf diangkat menjadi Presiden PDRI, sebenarnya beliau adalah Presiden RI kedua kita, perlu diingat. Dengan diumumkannya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia atau PDRI, kebetulan ada salah seorang Anggota Kabinet Pemerintahan Seokarno sedang berada di India, lalu dari Kota Payakumbuh Sumatera Barat di telex ke India. Pada saat bersamaan Jenderal Soedirman melakukan perang gerilya terhadap Belanda, artinya. Dengan adanya telex dari Kota Payakumbuh Sumatera Barat ke India, dari India diumumkan ke seluruh dunia tentang Kabinet PDRI, ditambah dengan peran Jenderal Soedirman bahwa tentara Indonesia masih ada. Jadi, klaim Belanda terbantahkan. Klaim Belanda mentah dan terbantahkan. Perlu diketahui bahwa Syafruddin Prawiranegara adalah Tokoh Masyumi, Jenderal Soedirman adalah Tokoh Islam dari Muhammadiyah, jadi. Dengan adanya Kabinet PDRI, telex dari Sumatera Barat ke India dan Perang  Gerilya Jenderal Soedirman, dengan demikian PBB memaksa Belanda untuk berunding dengan Indonesia, di mana selama itu, Belanda tidak mau mengakui Kemerdekaan Republik Indonesia, tapi. Alhirnya Belanda mau mengakui Kemerdekaan Republik Indonesia, dengan berbagai perjanjian seperti Perjanjian Linggarjati dan sebagainya. Tapi, perjanjian itu tidak menguntungkan Indonesia secara keseluruhan, tapi. Hal itu adalah sebuah langkah maju karena Belanda sudah mengakui Kemerdekaan Republik Indonesia. 

Tapi, ungkap Ketua Umum DPP Partai Masyumi Dr. Ahmad Yani, SH., MH, Indonesia mau dibagi-bagi sama Belanda yaitu disebut dengan Republik Indonesia Serikat atau RIS tahun 1949. Hal itu, tentu membuat para pejuang seperti Laskar Fisabilillah di Jawa Barat, Jawa Barat tidak masuk bagianbagian, karena bagian Negara Indonesia itu ada di Yogyakarta, selainnya Negara RIS. Kekecewaan itu akhirnya terjadi pertempuran, walaupun bisa didamaikan."Pak Natsir lagi-lagi Tokoh Masyumi, saat itu negara sudah mulai kacau terjadi macam-macam, bahkan ada yang mau memisahkan diri, Pak Natsir berjalan dan berkunjung ke tokoh-tokoh Presiden RIS tersebut, Pak Natsir berdialog dengan mengatakan, kalau terus begini tentu tidak menguntungkan Indonesia, apa terjadi 15 Negara RIS setuju dan mereka percaya kepada sosok Pak Natsir, juga kita ingin membantah kepada Islamophobia, seolah-olah Islam tidak punya peran. Nah, begitu juga saat Indonesia Merdeka sebelumnya sudah berdiri Negara-negara berdaulat, yaitu. Kesultanan-kesultanan dan kerajaan itu sudah berdiri, 98 jumlah keseluruhan Kesultanan tersebut dan mereka mau melepaskan mahkota dan mereka mau bergabung dengan Indonesia, harus diingat Aceh menyumbangkan harta bendanya ke Indonesia, Kesultanan Siak Riau juga demikian, para Sultan dan Raja ini mau bergabung dengan Negara Republik Indonesia atau NRI,"jelas Ketua Umum DPP Partai Masyumi Dr. Ahmad Yani, SH., MH. 

Pak Natsir ucap Ketua Umum DPP Partai Masyumi Dr. Ahmad Yani, SH., MH saat sudah ketemu dan berdialog dengan tokoh-tokoh Negara RIS tersebut, Mohammad Natsir sebagai Ketua Fraksi Partai Masyumi di Parlemen dan Parlemen bukan hasil pemilu, karena pemilu tahun 1955 dan tanggal 3 April 1950 beliau mengeluarkan Mosi Integral Natsir dengan demikian Negara RIS bubar berganti dengan nama NKRI. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan ide NKRI itu datang dari Mohammad Natsir, tidak berlebihan kalau disebutkan NKRI itu adalah Ide Islam, apalagi Mohammad Natsir adalah Orang Islam dan Tokoh Partai Masyumi. Pada tahun 1955 Partai Masyumi ikut pemilu dan Partai Masyumi Partai pemenang Pemilu. Mansur Soupyan Sitompul.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Published by : DutaBangsaNews.Com
Copyright © 2006. - All Rights Reserved
Media Online :
www.dutabangsanews.com