Headlines News :
::::::>>> www.DutaBangsaNews.com Membangun Kinerja Anak Bangsa <<<::::::
Home » , » Rekam Jejak Sukses Gisman Manik, S. Sos Anak Kabupaten Deli Serdang Sumut Pernah Bekerja Sebagai Satpam Dan Kenek Angkutan Miniarta Depok Bogor Jawa Barat

Rekam Jejak Sukses Gisman Manik, S. Sos Anak Kabupaten Deli Serdang Sumut Pernah Bekerja Sebagai Satpam Dan Kenek Angkutan Miniarta Depok Bogor Jawa Barat

Written By mansyur soupyan sitompul on Kamis, 24 Februari 2022 | 05.43

 


Kelurahan Pondok Petir Kota Depok-Media Online www.dutabangsanews.com I KEHIDUPAN masa kecil begitu riang dan gembira, ternyata hal itu membentuk diri seseorang, membentuk karakter seseorang dalam hidupnya kelak di masa mendatang. Karena, kehidupan masa lalu akan membekas, akan terpatri dalam diri seseorang. Karena hal itu adalah sebuah cikal bakal kepribadian sesungguhnya. Karena, sebuah kepribadian tidak bisa dibuat-buat, kepribadian tidak bisa direkayasa, kepribadian itu tumbuh dan berkembang berasal dari hati nurani. Sering kita dengar bahwa yang tidak bisa dibihongi dalam diri kita adalah hati nurani. Wartawan Media online www.dutabangsanews.com mencoba menggali bagaimana masa lalu seorang Gisman Manik kecil di kampung halamannya di Kabupaten Deli Serdang  Provinsi Sumatera Utara. Kini, Gisman Manik, S. Sos Dengan Ijin Tuhan YME saat ini Menjabat Kasie Pemerintahan Dan Trantib Kantor Kelurahan Pondok Petir Kecamatan Bojongsari Kota Depok Jawa Barat. 

"Saya dilahirkan di sebuah desa bernama Desa Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Sumut, desa kami dikenal sebagai desa lumbang padi, karena. Kabupaten Deli Serdang hingga kini dikenal sebagai kabupaten masih memiliki lahan sawah begitu luas terjampar di sepanjang area di berbagai desa di kabupaten ini."Demikian kata Gisman Manik, S. Sos Kasie Pemerintahan Dan Trantib Kantor Kelurahan Pondok Petir bertempat di Kantor Lurah Pondok Petir Kecamatan Bojongsari Kota Depok Provinsi Jawa Barat. Kemarin Rabu 23 Februari 2022.

Gisman Manik kecil dilahirkan tanggal 15 Agustus 1973, Gisman adalah anak petani di desanya, tetapi. Pesan kedua orang tuanya selalu terpatri dalam ingatannya, bahwa yang utama dan paling utama dalam hidup ini adalah belajar dan pendidikan. Artinya, Gisman Manik harus tetap belajar, harus tetap berada di rel perjalanan menuju pendidikan atau tetap sekolah apapun yang terjadi dalam perjalanan hidupnya. Tentu, menuju hidup yang lebih baik. Tapi, untuk mencapai hidup lebih baik ke depan itu adalah belajar, belajar atau sekolah. Aktivitas Gisman Manik kecil masih ingat dan mental dalam ingatannya yang dilakukannya sejak subuh pukul 5.00-6.30 adalah ngangon kerbau milik sang bapak. Kerbau-kerbau itu dibawa ke hamparan savana, beberapa saat setelah kerbau-kerbau itu makan rumput, lalu dibawa sebentar ke tepi sungai. Pada pukul 6.30 Gisman siap-siap bersih-bersih dan berangkat ke sekolah. Seiring perjalanan waktu tak terasa Gisman Manik berhasil menamatkan Sekolah SMP Nasional masih di Desa Ramunia Kecamatan Beringin tahun 1990, tetapi. Saat itu terbersit sebuah pikiran Gisman bahwa ia ingin keluar, ingin hijrah, ingin meninggalkan kampung halamannya, Gisman berniat meninggalkan Sumatera Utara, ingin meninggalkan Pulau Sumatera. Kota yang dituju Gisman adalah Ibukota Negara yaitu DKI Jakarta. Naluri kemandiriannya mengatakan ia harus pindah, ia harus hijrah, ia harus memulai hidup baru di tanah perantauan. Karena, tujuan merantau adalah ingin merubah cara berpikir, ingin merubah ke arah yang lebih baik, lebih mandiri, kendati, rasa rindu kerab menyeruak dalam kalbunya kerinduan akan kawan-kawan sepermainan, rindu kedua orang tua, terutama Mamak. Tetapi, tekad Gisman Manik sudah bulat, begitu menjejakkan kaki di Tanah Jawa, di tanah rantau, tidak boleh surut, tidak boleh cengeng, Gisman Manik bertekad harus bisa hidup di Ibukota yang kata orang kejam ibu tiri lebih kejam Ibukota. Tapi, semua ditepisnya dengan ingin bekerja, ingin punya penghasilan walaupun itu hanya sedikit. Tetapi, rasanya sulit diucapkan ketika menerima hasil dari bekerja sendiri. 

Saat sampai di tanah perantauan Gisman Manik, berniat melanjutkan sekolahnya. Ia memilih SMA Bintara Kota Depok. Untuk mengisi hari-harinya setelah pulang sekolah. Di sinilah perjuangan Gisman Manik dimulai, Gisman, memulai menjajaki pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Gisman Manik, lebih memilih dan menjatuhkan pilihannya sebagai kenek. Angkot-angkot di Depok yang pernah dikenekinya adalah angkot 01, 02 dan trayek yang ada di Depok. Gisman Manik, tidak mau gengsi, ia tidak mau bak kata orang sekarang jaim atau Gisman Manik tidak malu-malu kendati ia bekerja sebagai kenek angkot di Depok. Karena dalam hati Gisman Manik, yang menjalani hidupku adalah aku, apakah orang peduli saat kita punya masalah. Ini Ibukota bung. Kehidupan keras harus dijalani. Kebetulan, saat masih Sekolah SD hingga SMP kedua orang tua Gisman Manik terutama bapak begitu keras dan tegas mendidiknya. Ternyata, apa yang diterapkan bapak dalam mendidik anaknya keras, baru dirasakan Gisman Manik saat ia memulai berjuang menghadapi hidup yang keras di tanah perantauan. Artinya, Gisman Manik hanya menjalani hidupnya bagaikan air mengalir. Karena, ia sudah ditempa, sudah digembleng, sudah dididik di Kawah Candradimuka di kampung halamannya oleh orang tua tercintanya terutana Bapak. Bapak keras dalam mendidik anak-anaknya, tetapi. Sangat menyayangi, sangat menyintai anak-anaknya.

Setelah merasa harus pindah pekerjaan Gisman Manik, berniat bekerja sebagai sekuriti di sebuah perusahaan bergerak di bidang proferti, demikian hidupnya berjalan begitu dinamis dan tidak direkayasa, semua berjalan apa adanya dan bukan ada apanya. Kerja keras dan kemauan yang kuat sehingga tidak ada istilah malas atau bersantai-santai yang dilakukannya. Karena, kalau bermalas-malas atau bersantai-santai, bisa-bisa apa yang dicita-citakan akan jauh panggang dari apa. Jalan yang harus ditempuh Gisman Manik memang sebuah perjalanan berliku, menurun dan terkadang harus menempuh jalan penuh dengan krikil dan berbagai serta penuh dengan dilema. Tetapi, bukan Gisman Manik namanya kalau tidak bisa melewati perjalanan penuh dengan hambatan dan aral merintang sepanjang perjalanannya, ia tetap sabar, tetap mengalir bak air mengalir. Teguh dalam pendirian dan tidak neko-neko dalam menjalani hidupnya. 

Saatnya Gisman Manik memasuki dunia perguruan tinggi, sembari kuliah sembari kerja separuh hari, ia memasuki dunia kuliah tahun 1993-1998. Artinya, selama lima tahun menekuni kuliah di perguruan tinggi swasta di Bilangan Lenteng Agung. Pagi kuliah, v siang bekerja dan malam mulai kuliah dijalaninya selama lima tahun. Angkutan yang dipilihnya adalah modal transportasi kereta. Cepat, tepat dan terjangkau. Sebelum memasuki dunia perguruan tinggi, Gisman Manik, pernah menekuni kerja sebagai penjual jeruk di Terminal Depok masih di sekitaran Jalan Margonda Raya Depok. Karena baginya, apa yang bisa dikerjakannya akan dikerjakan, tujuannya. Untuk tambah-tambahan uang saku atau uang transportasi dari tempat kerja ke kampus. Malu, gengsi, oh tidak, Gisman Manik selalu menempatkan rasa malu dan gensinya di saku celana. Atau sesekali rasa malu dan gengsinya ia hanyutkan di Laut Ancol atau di Kali Ciliwung. Kalau malu ya ngak makan dong. Makan tuh gengsi begitu kata hati Gisman Manik meyakinkan dirinya. Jadi, jangan heran kalau ia pernah ngenekin Bis Miniarta Trayek Bogor Depok. 

Pada akhir Desember 2004, Gisman Manik melamar calon pegawai negeri sipil atau CPNS, statusnya ketika itu masih lajang. Selalu dalam benaknya, bahwa apapun yang dikerjakannya harus ada rasa optimis dan tidak ada kamus hidup Gisman Manik kata-kata menyerah. Jauh-jauh datang dari Sumatera merantau ke Tanah Jawa menyerah, kalah. Tidak. Baginya, Kata-kata itu tidak pernah ada. Karena masa depan harus diperjuangkan, masa depan harus dirancang tetapi, tetap harus sabar dan meminta kepada Tuhan YME. Saat tes CPNS ia masih bekerja sebagai kenek, ia terakhir ngenekin sampai jam 12.00 siang, saat itu siap-siap melihat hasil tes CPNS lalu ia melangkahkan kakinya ke lantai 5 Kantor Walikota Depok ternyata ada nama Gisman Manik di papan pengumuman CPNS tersebut. Sebelum menerima SK sebagai CPNS dan sebelum berkantor di lingkungan Pemkot Depok Gisman Manik masih tetap aktif menekuni pekerjaannya sebagai kenek. Setelah menerima SK sebagai CPNS Gisman Manik ditempatkan di sebuah instansi pemerintah di sekitar Cisalak Pasar dan ada manfaatnya. Manfaat apa.? Saat itu domisili Gisman Manik berada di Tangerang, jadi masih gelap gulita ia sudah melangkahkan kakinya dari Tangerang ke Pasar Rebo selanjutnya dari Pasar Rebo ke Cisalak Pasar. Di sini Dewi Fortuna tetap berpihak kepadanya. Karena dari Pasar Rebo ke Cisalak Pasar dia naik Angkutan Mini Arta.  Tentu, hampir semua supir dan kenek Angkutan Mini Arta ia kenal dan kenek Angkutan Mini Arta juga mengenalnya. Tentu, ongkos naik angkutan Mini Arta dari Pasar Rebo ke Cisalak Pasar dan dari Cisalak Pasar ke Pasar Rebo tidak bayar alias gratis. Tentu membantu Gisman Manik bukan. 

Kata bijak mengatakan kerja keras tidak akan membohongi hasil dan Gisman Manik, S. Sos sudah membuktikannya. Dalam kesehariannya Gisman Manik, S. Sis tidak lagi ngenekin angkutan Depok Bogor, Gisman Manik, S. Sos tidak lagi menjadi satpam atau menjual jeruk di terminal. Kini Suami Tercinta Rospiani Saragih dan Anak Tercinta Alm. B. Manik dan 

Alm R. Boru Sihotang setiap hari duduk manis di belakang meja siap melayani Warga Kelurahan Pondok Petir Kecamatan Bojongsari untuk mengurus sesuatu menyangkut administrasi mereka. Gisman Manik, S. Sos, selama ini sudah melakukan sebuah perjalanan panjang dari rumah atau long way from home. Tentu, suatu saat sebuah pekerjaannya ia akan parkir di sebuah pekerjaan yang layak sesuai dengan kerja kerasnya dalam menggapai kehidupan lebih baik, kehidupan lebih layak dan Gisman Manik, S. Sos sudah mendapatkannya. Selamat dan Sukses Buat Gisman Manik, S. Sos. Mansur Soupyan Sitompul.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Published by : DutaBangsaNews.Com
Copyright © 2006. - All Rights Reserved
Media Online :
www.dutabangsanews.com