Senayan
Jakarta-BELUM lama ini Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Muhadjir Effendy pernah melemparkan wacana ke
tengah masyarakat tentang Program sekolah sehari penuh atau full day school. Tentu wacana yang
datang dari orang nomor satu di Kemendikbud ini membuat reaksi masyarakat
seolah-olah tidak setuju dan keberatan dengan wacana Menteri Muhadjir tersebut.
Tidak hanya masyarakat. Anggota Komisi X DPR RI, di mana komisi membidangi pendidikan ini juga keberatan dengan wacana program yang diwacanakan oleh sang Menteri Muhadjir, apalagi sang menteri tidak melakukan sosialisasi ke komisi pendidikan di dewan, sehingga banyak anggota komisi ini tidak menerima apa yang diwacanakan oleh menteri. Tetapi, ketika itu Mendikbud Muhajir Effendy kekeh untuk tetap mempertahankan wacananya tersebut.
Tidak hanya masyarakat. Anggota Komisi X DPR RI, di mana komisi membidangi pendidikan ini juga keberatan dengan wacana program yang diwacanakan oleh sang Menteri Muhadjir, apalagi sang menteri tidak melakukan sosialisasi ke komisi pendidikan di dewan, sehingga banyak anggota komisi ini tidak menerima apa yang diwacanakan oleh menteri. Tetapi, ketika itu Mendikbud Muhajir Effendy kekeh untuk tetap mempertahankan wacananya tersebut.
Dengan kekehnya Menteri Muhadjir mempertahankan
wacana tersebut membuat kalangan masyarakat bahkan Komisi X DPR RI
bertanya-tanya, kenapa Mendikbud begitu kekeh mempertankan apa yang
diwacanakannya tentang sekolah sehari penuh atau full day school tersebut.? Ternyata Menteri Muhadjir kekeh
mempertankan wacananya tersebut akhirnya terkuak, bahwa dibalik semua itu
program sekolah sehari penuh tersebut datangnya dari Presiden Jokowi.
Dalam konteks ini artinya Mendikbud tentu akan
mempertankan wacana di atas karena wacana ini datangnya dari Jokowi, Jokowi
adalah atasan Muhadjir Effendy, sebagai bawahan Presiden Jokowi Mendikbud
Muhadjir Effendy harus “manut” apa
menjadi keinginan sang atasan Mendikbud. Karena kalau Mendikbud tidak mempertahankan
apa yang diwacanakannya, bukan tidak mungkin ada sanksi dari atasannya terhadap
dirinya. Bisa-bisa saja hal itu terjadi.
Menurut Anggota Komisi Pendidikan DPR RI Ir. H.
Nuroji, M. Si apa yang diwacanakan Mendikbud tentang sekolah sehari penuh hal ini
tidak elok bagi para pelajar, karena kita mengetahui bahwa anak-anak sekolah
SD, SMP ber-agama Islam saat pagi mereka sekolah dan sore harinya mereka
sekolah agama atau Sekolah Arab atau mengaji dan aktivitas lainnya sepulang
sekolah. Jadi, kalau sistem sekolah sehari penuh tentu tidak ada waktu buat
aktivitas lain.
“Tentu orang tua para pelajar sangat keberatan
dengan wacana yang disampaikan Mendikbud, apalagi kita tahu wacana program
tersebut bukan datang dari program Mendikbud, tetapi wacana ini datang dari
Presiden Jokowi,”demikian kata Anggota Komisi Pendidikan DPR RI Ir. H. Nuroji,
M. Si kepada Wartawan Media Online www.dutabangsanews.com kemarin Senin (10/7) bertempat di ruangan
Komisi X DPR RI Gedung Nusantara I Gedung DPR RI Jalan Jenderal Gatot Subroto
Senayan Jakarta.
Kalau Mendikbud tutur Nuroji ingin para
pelajar,anak-anak didik di negeri ini punya pendidikan karakter, tidak ada
salahnya Mendikbud dan kementeriannya meng-adopsi pendidikan pondok pesanteren,
karena kita tahu bahwa pendidikan pesantren lebih menguat dan lebih
ber-karakter di banding dengan sekolah-sekolah umum lainnya.
“Menurut saya memang tidak ada salahnya
Mendikbud melakukan adopsi pendidikan Pondok Pesanteren,”pungkas Ir. H. Nuroji,
M. Si Anggota Fraksi Partai Gerindra berasal dari daerah pemilihan Jawa Barat
VI meliputi Kota Depok-Kota Bekasi. Mansur
Soupyan Sitompul.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !