Headlines News :
::::::>>> www.DutaBangsaNews.com Membangun Kinerja Anak Bangsa <<<::::::
Home » , , » Belum Tuntas Air Keras Novel Baswedan, Kini Teror Bom ke Pimpinan

Belum Tuntas Air Keras Novel Baswedan, Kini Teror Bom ke Pimpinan

Written By mansyur soupyan sitompul on Kamis, 10 Januari 2019 | 10.00

Jakarta,dutabangsanews.com I Enam ratus hari lebih penyidik KPK Novel Baswedan samar-samar menatap kejelasan siapa pelaku yang menyiramkan air keras pada wajahnya. Dan kini teror kembali mengusik tubuh lembaga antirasuah.

Tak tanggung-tanggung, dua teror sekaligus ditujukan pada dua sosok pimpinan KPK: Agus Rahardjo dan Laode M Syarif. Tas berisi benda diduga bom pipa paralon tercantol di pagar rumah Agus di Jatiasih, Kota Bekasi. Sedangkan kediaman Syarif di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan dilempar dua bom molotov.

"Dengan adanya serangan tersebut, semakin jelas bahwa serangan-serangan seperti itu pada dasarnya adalah serangan terhadap KPK," ucap Novel, Rabu (9/1) kemarin.

Novel sendiri mengaku sudah sering menerima teror hingga yang terparah mengalami penyiraman air keras pada 11 April 2017. Novel hampir kehilangan kedua penglihatannya karena teror itu bila tidak mendapat perawatan hingga operasi dari dokter yang mumpuni.

Suami dari Rina Emilda itu juga menyebut bila teror-teror pada KPK tidak hanya itu saja. Dia mengklaim banyak penyerangan yang terjadi pada pegawai KPK lainnya yang tidak jelas siapa pelakunya.

"Karena semua teror terhadap orang-orang KPK tidak ada satu pun yang terungkap, maka ini harus menjadi perhatian pemerintah," kata Novel.

Pemerintah bukan hanya tinggal diam. Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa kali memberi perintah pada Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk segera dan segera menuntaskan kasus penyiraman air keras itu.

Tito juga sempat menghadap Jokowi dengan maksud menjelaskan perkembangan penanganan kasus itu. Polisi juga pernah mengeluarkan sketsa terduga pelaku penyiraman air keras ke Novel, Ombudsman hingga Komnas HAM turut digandeng. Namun sampai kini siapa peneror itu masih misterius.

"Saya sudah mendapat laporan mengenai progress perkembangan dari Kapolri yang juga sudah bekerja sama dengan KPK, Kompolnas, Ombudsman, Komnas HAM," kata Jokowi saat ditemui seusai peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Harkodia) 2018 di Gedung Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (4/12/2018).

Namun saat ditanya bagaimana perkembangannya, Jokowi melemparkannya ke Tito. "Tanyakan ke Kapolri," imbuh Jokowi.

Kini teror terjadi lagi, namun bukan pada Novel melainkan Agus dan Syarif. Kabar beredar pada Rabu, 9 Januari 2019, pagi yang menyebutkan adanya dugaan bom molotov di rumah Syarif. Bom berupa botol berisi bahan bakar dengan sumbunya itu diduga dilemparkan dua pria berboncengan sepeda motor saat lewat tengah malam harinya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menyebut ada dua bom molotov di rumah Syarif. Satu botol pecah, sedangkan satunya masih utuh.

"Sekali tidak menyala, utuh, yang kedua pecah," kata Argo di Mabes Polri.

Jejak molotov yang menyala itu tampak dari dinding rumah Syarif yang menghitam. Bagian balkon lantai dua rumah Syarif, tepatnya di atas garasi, tampak berjelaga.

Sejurus kemudian, kabar rumah Agus yang diteror benda berupa tas warna hitam digantungkan di pagar rumah Agus. Isinya mirip dengan bom pipa paralon.

Argo menyebut di dalam pipa paralon itu terdapat paku, kabel, bubuk berwarna putih, dan kabel. Belakangan, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyebut benda mirip bom pipa paralon itu tidak mengandung bahan peledak.

"Seperti fake bomb, yang ditemukan bubuk semen putih," ucap Dedi.

Namun, untuk lebih memastikan, Dedi menyebut benda itu tengah diteliti di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor). Selain itu, polisi langsung membentuk tim yang di dalamnya termasuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.

Mereka langsung bergerak cepat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta memeriksa saksi-saksi. Namun sampai saat ini tim itu belum mencapai pada titik kesimpulan siapa di balik teror itu.

Di sisi lain, Agus dan Syarif tetap berkegiatan seperti biasa. Agus sempat menjadi pembicara di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sedangkan Syarif beraktivitas di kantornya.

"Pimpinan juga ke kantor seperti halnya penugasan selama ini sesuai agenda yang sudah dibicarakan sebelumnya," kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah.

Kegiatan penegakan hukum di KPK pun, disebut Febri, berlangsung seperti biasa. Suara-suara dukungan bagi KPK juga bermunculan baik dari mantan pimpinan KPK hingga para politikus, termasuk pimpinan DPR. RED/dtk
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Published by : DutaBangsaNews.Com
Copyright © 2006. - All Rights Reserved
Media Online :
www.dutabangsanews.com