Headlines News :
::::::>>> www.DutaBangsaNews.com Membangun Kinerja Anak Bangsa <<<::::::
Home » , » Muncul Isu Jokowi Tonjolkan 'Geng Solo' di Polri, Istana Menyanggah

Muncul Isu Jokowi Tonjolkan 'Geng Solo' di Polri, Istana Menyanggah

Written By mansyur soupyan sitompul on Senin, 23 Desember 2019 | 13.26

Jakarta,dutabangsanews.com I - Indonesia Police Watch (IPW) menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) hendak menonjolkan 'geng Solo' di kepolisian terkait posisi Irjen Nana Sudjana sebagai Kapolda Metro Jaya. Pihak Istana membantah anggapan soal 'geng Solo' itu.

IPW mengatakan, prestasi Nana semasa di kepolisian relatif biasa dan tidak menonjol. Nana merupakan mantan Kapolresta Solo semasa Jokowi menjabat sebagai wali kota di sana. Selain itu, Wakapolda Jateng Brigjen Ahmad Lutfi dan Kabareskrim Polri Irjen Listyo Sigit Prabowo juga mantan Kapolresta Solo.

"Saat Jokowi menjadi wali kota Solo, Nana saat itu menjadi Kapolresta Solo. Prestasi Nana relatif biasa dan tidak ada yg menonjol.tampilnya Nana sebagai Kapolda metro menunjukkan Jokowi semakin hendak menonjolkan 'geng Solo' di Polri," ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangannya, Senin (23/12/2019).

"Setelah Kapolresta Solo naik super ekspres menjadi Wakil Kapolda Jateng, lalu Sigit mantan Kapolresta Solo menjadi Kabareskrim dan kini mantan Kapolresta Solo Nana menjadi Kapolda Metro," imbuh Neta.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menepis anggapan IPW. Moeldoko mengatakan, tidak mungkin seorang pimpinan mempertaruhkan posisi dengan menempatkan pejabatnya yang tidak kredibel.

"Nggaklah. Kan begini, seperti saya jadi Panglima, saya mengenali orang-orang yang dulu bekerja untuk saya dan memiliki prestasi yang baik. Saat saya menjadi Panglima, mereka-mereka ini bisa saya tunjuk sebagai asisten saya. Analoginya seperti itu kira-kira," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (23/12/2019).

"Jadi semua itu dasarnya talent scouting, bukan karena political appointee, tapi sekali lagi, orang-orang yang... tidak mungkin sebuah jabatan yang sangat strategis itu dipertaruhkan sembarangan," imbuh eks Panglima TNI ini.

Moeldoko menyebut, ada kalkulasi objektif dalam penempatan posisi jabatan di instansi. Mereka harus mempunyai kapasitas, loyalitas dalam pekerjaan, loyalitas pada negara, dan memiliki integritas.

"Tiga hal itu selalu menjadi pertimbangan untuk seorang pemimpin memilih pembantunya. Nggak mungkin sebuah jabatan yang sangat penting dipertaruhkan dengan menempatkan seseorang yang tidak terbukti hebat di lapangan," kata Moeldoko.RED
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Published by : DutaBangsaNews.Com
Copyright © 2006. - All Rights Reserved
Media Online :
www.dutabangsanews.com