Headlines News :
::::::>>> www.DutaBangsaNews.com Membangun Kinerja Anak Bangsa <<<::::::
Home » , » KPAI Usul Pemprov Siapkan Fasilitas Kesehatan di Sekolah Selama Masa Transisi

KPAI Usul Pemprov Siapkan Fasilitas Kesehatan di Sekolah Selama Masa Transisi

Written By mansyur soupyan sitompul on Jumat, 05 Juni 2020 | 08.02

Jakarta,dutabangsanews.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengusulkan Pemprov DKI Jakarta untuk mempersiapkan fasilitas pendukung penerapan new normal di sekolah. KPAI menyebut saat masa transisi PSBB di DKI bisa digunakan oleh Dinas Pendidikan untuk melakukan sejumlah persiapan.
"KPAI mengapresiasi Pan Anies Baswedan, artinya Gubernur DKI sudah tepat melakukan itu. Sekolah sebaiknya jangan masuk dahulu di Juli ini. Memang sih satu semester ini tetap belajar dari rumah, buka mungkin nanti di Januari 2021 saja di semester kedua," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti saat dihubungi, Kamis (5/6/2020).

"Hanya saja dari bulan ini sampai bulan Desember ya pemerintah DKI harus menyiapkan seluruh infrastruktur untuk new normal termasuk juga mensosialisasi," tambahnya.

Retno mengatakan harusnya Anies memerintahkan jajarannya untuk melakukan rapat koordinasi dengan kepala sekolah. Pertemuan itu diharapkan bisa digunakan untuk menyusun penerapan protokol kesehatan di sekolah.

"Misalnya harusnya Pak Anies, Dinas Pendidikan DKI Jakarta mulai melakukan yang namanya rapat koordinasi dimulai dengan sudah disusun misalnya protokol kesehtan yang ketat. Untuk apa protokol kesehatan yang ketat kalau tidak disosialisasi kan. Nah itu penting dinas menyampaikan ke kepala sekolah," jelasnya.

Salah satu fasilitas untuk mendukung protokol kesehatan menurut Retno adalah wastafel. Setiap sekolah mesti memiliki wastafel yang memadai.

"Dalam protokol itu ada kewajiban cuci tangan, secara infrastruktur harus dipastikan. Ajaklah rapat kepala sekolah itu, lalu tanyakan berapa jumlah muridnya, berapa jumla wastafel. Kalau tidak seimbang harus dibangun dulu," tutur Retno.Lebih lanjut, Retno juga meminta agar kantin sekolah tidak dibuka. Namun orang tua siswa diharapkan telah menyediakan bekal untuk anaknya.

"Kemudian yang mesti dilakukan oleh pemerintah adalah kantin nggak dibuka. Berarti perlu dipastikan orang tua membawa bekal untuk anak-anak," ungkapnya.Retno menilai penerapan pembagian shift untuk siswa sekolah menengah tidaklah tepat. Dia menyebut kebijakan itu akan membebankan guru.

"Kalau sekolah SMA misalnya dua shift itu agak merepotkan, misalnya anak separuh aja dari 36 di dalam kelas. Itu artinya kita harus mengulang materi yang sama di dalam satu kelas itu dua kali. Lebih baik nggak begitu, sebaik tetap dengan pola itu. Sekolah di China itu 40, tapi mereka memakai pembatas plastik di setiap meja," sebutnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya memutuskan kegiatan belajar-mengajar masih tetap dilakukan dari rumah. Dia menyebut siswa bisa kembali ke sekolah apabila situasi sudah aman dari virus Corona.

"Belajar-mengajar di sekolah belum dimulai dahulu, tidak akan dimulai sampai kondisinya aman," kata Anies dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta, Kamis (4/6).

"Jadi, bila kondisi belum dianggap aman, maka kegiatan belajar-mengajar belum dilakukan," ujarnya.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Published by : DutaBangsaNews.Com
Copyright © 2006. - All Rights Reserved
Media Online :
www.dutabangsanews.com