Headlines News :
::::::>>> www.DutaBangsaNews.com Membangun Kinerja Anak Bangsa <<<::::::
Home » » PERTI Sebagai Asset Dimiliki Negeri Ini Akan Menggelar Muktamar Ke XVII Tahun 2022

PERTI Sebagai Asset Dimiliki Negeri Ini Akan Menggelar Muktamar Ke XVII Tahun 2022

Written By mansyur soupyan sitompul on Rabu, 27 Oktober 2021 | 14.07

 


Kelurahan Rawasari DKI Jakarta-Media Online www.dutabangsanews.com I PERTI. Persatuan  Tarbiyah Islamiyah, adalah salah satu Ormas Islam yang dimiliki  negeri ini. Tidak lama lagi akan menggelar perhelatan besar yaitu Muktamar PERTI Ke XVII tahun 2022. Tidak berlebihan kalau disebutkan, PERTI adalah salah satu asset yang dimiliki bangsa ini, asset yang dimiliki negeri ini. PERTI dalam perjalanannya sebagai Ormas Islam, PERTI tentu sudah banyak merasakan asam, garam dan dinamika dalam proses berorganisasi. Dengan demikian, kontribusi PERTI kepada negeri ini dikongkritkan melalui kader-kader terbaiknya yang pernah duduk di lembaga tinggi negara. Seperti Anggota DPR RI, DPD RI, DPRD provinsi, DPRD kabupaten dan DPRD kota di seluruh Indonesia. Juga di Pemerintahan Pusat maupun daerah.

"Benar. Bahwa PERTI akan menggelar Muktamar Ke XVII, untuk menindaklanjuti Kepengurusan DPP PERTI selanjutnya, rencana. Muktamar PERTI Ke XVII akan dilaksanakan di Kota Padang Sumatera Barat, kita di DPP PERTI menginginkan dan ingin mengembalikan PERTI  sebuah organisasi mandiri, lebih berkiprah sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya serta peraturan perundang-undangan yang berlaku,"demikian kata Ketua Panitia Nasional Muktamar PERTI Ke XVII Undrizon, SH., MH didampingi Sekjen Ramadhan Siregar, SE bertempat di Kantor DPP PERTI Jalan Rawamangun No. 30 Jakarta Pusat - Indonesia. Kemarin Selasa 26 Oktober 2021.

Pada awal berdiri dan cita-cita PERTI ucap Politisi Undrizon, SH., MH  telah dibangun Tokoh Sentral PERTI Sheikh Sulaiman Al Rasuli, beliau adalah Pendiri Pondok Pesanteren di Candung Bukit Tinggi Sumatera Barat. Juga ulama-ulama lain, seperti Sheikh Abbas, Sheikh Sahidi dan banyak lagi para ulama yang ikut membidangi lahirnya PERTI. Semua mereka ini adalah pejuang, sejak Indonesia berada pada titik pra kemerdekaan. Mereka, tidak hanya berjuang dan ikut memerdekakan bangsa ini. Tapi, keberadaan mereka juga sebagai pengawal moral ummat serta penyemangat  dalam memperjuangkan Indonesia sebagai sebuah bangsa yang beradab. Dengan adanya para ulama-ulama ini, tentu. Ummat tercerahkan, karena. Yang dilakukan para ulama-ulama ini berbasis agama, maka. Gerakan mereka meluruskan, menyemangati serta menempatkan posisi mereka sebagai tempat bertanya ummat. Serta berdasarkan hukum, syariat dan dikombinasikan dengan adat istiadat di tempat tersebut.

Karena para ulama-ulama ini adalah tokoh-tokoh agama yang mengerti adat ungkap Undrizon, SH., MH. Maka di Sumatera Barat hingga kini ada sebuah ungkapan yang hingga kini masih terpatri di hati sanubari Masyarakat Sumatera Barat yaitu, Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah. Karena, eksistensi Sumatera Barat. Bahwa adanya kepercayaan di zaman itu, banyak tokoh-tokoh adat sering berselisih paham dengan kaum ulama, karena kebenaran itu berdasarkan kaca mata agama yaitu Agama Islam merujuk kepada Al Qur'an dan Hadis. Tentu, para ulama tidak setuju dengan adanya di tengah masyarakat berjudi, dengan tatanan masyarakat yang ada percaya menyangkut tahayul, juga ada persoalan bid'ah-bid'ah ketika itu, maka PERTI dalam elemen yang mampu mengintegrasikan dengan mengkombinasikan adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah.

Banyaknya tokoh-tokoh yang dilahirkan PERTI, berangkat dari lembaga pendidikan, di mana mereka mampu merubah  dari sistem aloqoh ke sistem klasik, maka terjadilah modernisasi pendidikan. Tokoh Sentral PERTI Sheikh Sulaiman Ar Rasuli ini, dalam memperdalam ilmu agamanya, belajar ke beberapa ulama-ulama. Juga sampai belajar ke Mekah Arab Saudi, Sheikh Al Minangkabauwi juga sebagai guru beliau. Hal sama juga ada di NU seperti Hadratul Sheikh K.H Hasyim Azhari, di Muhammadiyah ada K.H. Muhammad Dahlan dll.

PERTI, ucap Ketua Panitia Nasional Undrizon, SH., MH secara sosiologis organisasi ini akan berperan sebagai ormas keagamaan. PERTI berdiri pada 5 Mei 1928, dalam gerakannya disebut dengan Tri Bakti, di mana Gerakan Tri Bakti Bertujuan di bidang pendidikan, dakwah dan amal sosial, hal-hal seperti inilah yang akan kita kembalikan. 

"Tema sentral yang kita ambil adalah, Merekonstruksi, Kontruksi Organisasi, PERTI Tanpa Henti Berbakti Pada Negeri, inilah icon Muktamar PERTI,"jelas Undrizon, SH., MH sosok Seorang Pengacara ini.

Saat ini papar Undrizon, SH., MH mantan aktivis sejak mahasiswa ini, pihaknya sudah melakukan konsolidasi dari berbagai provinsi-provinsi yang ada di Indonesia, dengan demikian. Kader-kader PERTI di berbagai provinsi ini, mampu memberikan pesan berantai ke berbagai kabupaten dan kota di masing-masing provinsi. Baik masukan-masukan, baik melakukan 

pendekatan ke muspida-muspida atau steakholder yang ada di daerah.

Artinya, ucapnya lagi. Bahwa eksistensi ke depan pasca muktamar nanti, meraih posisi yang baik dengan pihak outoritas terkait, baik itu lintas ormas, lintas kepentingan di daerahnya masing-masing. 

Saat ini PERTI tidak pernah absen dalam gerakan ungkap Undrizon, SH., MH, baik dalam Indonesia berparlemen tahun 30-an, termasuk merumuskan Bahasa Indonesia, termasuk dengan lambang negara dan bendera PERTI tetap ikut dan tidak pernah absen dalam pembahasan strategis tersebut. Termasuk juga Sheikh Sulaiman Al Rasuli, ikut dalam pembahasan Konstituante, artinya. Ketika Dewan Konstituante Bersidang di Bandung beliau membaca doa sekaligus sebagai Anggota Dewan Konstituante. Demikian juga dalam hal BPUPKI dan Badan Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan lainnya. Mansur Soupyan Sitompul.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Published by : DutaBangsaNews.Com
Copyright © 2006. - All Rights Reserved
Media Online :
www.dutabangsanews.com